Perkembangan dunia teknologi manufaktur saat ini berkembang dengan pesat. Komputerisasi yang dilakukan pada alat–alat manufaktur sangatlah memudahkan suatu industri, terutama industri dengan skala produksi yang besar atau produksi masal dengan jumlah pesanan yang tinggi dalam waktu yang singkat. Teknologi manufaktur mesin–mesin perkakas biasanya menggunakan mesin Computer Numeric Control (CNC). CNC milling merupakan mesin perkakas yang dapat membuat produk berbentuk persegi, roda gigi, kontur mesin dan lainnya secara otomatis. Mesin CNC milling bekerja dengan system control computer menggunakan bahasa mesin. Dimana pengoperasian mesin ini menggunakan program yang dikontrol dengan computer dan pemrogramnya.
Penggunaan teknologi ini dapat menekan biaya produksi secara keseluruhan, meskipun dalam segi konsumsi energi yang dibutuhkan cukup besar. Hal itu terjadi karena jumlah pekerja yang dibutuhkan jauh lebih sedikit dan waktu yang dibutuhkan dapat diminimalkan sehingga dalam waktu yang singkat dan jumlah pekerja yang sedikit dapat mmenghasilkan produksi yang banyak dengan kualitas yang baik. Karena biaya produksi yang sangat mahal maka kesempurnaan atas produk sangatlah menjadi prioritas yang harus dicapai. Jika terjadi kesalahan sedikit saja maka produk yang dihasilkan tidak dapat dipakai dan hanya akan menjadi sampah yang tidak ada harganya. Kesalahan pada produk dapat dipengaruhi dari berbagai pihak. Seperti kesalahan program yang dibuat, biasanya dari penggunaan perhitungan yang tidak sesuai dimensinya yang kurang akurat dan tahap pemakanan yang kurang sesuai. Untuk operator biasanya hanya kesalahan membaca gambar, kelalaian memeriksa pahat yang dipakai dan tidak ratanya pemasangan benda kerja.
Prinsip kerja mesin milling adalah tenaga untuk pemotongan yang berasal dari energi listrik diubah menjadi gerak utama oleh sebuah motor listrik, selanjutnya gerakan utama tersebut akan diteruskan melalui suatu transmisi untuk menghasilkan gerakan putar pada spindel mesin milling. Beberapa metode dalam mesin frais terdiri dari climb mill dan conventional milling. Climb mill merupakan cara pengefraisan dimana putaran cutter searah dengan gerakan benda kerja. Gaya potong menarik benda kerja ke dalam cutter sehingga faktor kerusakan pahat akan lebih besar. Hanya mesin yang mempunyai alat pengukur keregangan diperbolehkan memakai metode pemotongan ini. Sedangkan conventional milling merupakan pengefraisan dimana putaran cutter berlawanan arah dengan gerakan benda kerja, pemotongan ini dimulai dengan beram yang tipis dan metode ini digunakan untuk semua jenis mesin milling.
[1] Budiyanto, Eko., dkk. 2020. Analisa proses produksi part number D574-50081-20 menggunakan mesin milling CNC di PT DI. Jurnal Program Studi Teknik Mesin UM Metro. Vol. 9 No. 2. Hlm. 252-254.
[2] Bohari., dkk. 2023. Proses Pembuatan Gasket Menggunakan Mesin CNC Milling Berbasis CAD/CAM. Jurnal Pendidikan Teknik Mesin Undiksha. Vol. 11 No. 01. Hlm. 142.
Authors: Dandi Al-Fiqri Tarigan, Hardandi dan Muhammad Naufal Afiq
Comments