top of page
Writer's pictureProses Manufaktur

Lean Manufacturing

Lean manufacturing merupakan suatu pendekatan sistemik dan sistematik untuk mengidentifikasi dan menghilangkan pemborosan melalui perbaikan secara terus menerus (continuous improvement). Metode ini ideal untuk mengoptimalkan performansi dari sistem dan proses produksi karena mampu mengidentifikasi, mengukur, menganalisa, dan mencari solusi perbaikan.

Tujuan lean manufacturing antara lain adalah sebagai berikut.

1. Mengurangi pemborosan dalam upaya manusia dan inventaris.

2. Mencapai pasar tepat waktu.

3. Mengelola stok manufaktur yang sangat responsif terhadap permintaan pelanggan sambil menghasilkan produk-produk berkualitas dengan cara yang paling efisien.

Untuk mendukung 3 (tiga) tujuan lean manufacturing seperti yang telah disebutkan di atas, digunakan 6 (enam) strategi lean manufacturing, yaitu:

1. Pull System Strategy

Strategi ini merupakan strategi penarikan material ketika diperlukan saja. Jadi tujuan dari strategi ini adalah untuk peningkatan fleksibilitas sehingga dapat cepat merespon kebutuhan pelanggan dan akhirnya menghindari pemborosan.

2. Quality Assurance Strategy

Dalam konsep lean manufacturing kualitas dibentuk dalam proses produksi itu sendiri atau dapat dikatakan juga bahwa produksi lah yang menjamin kualitas produk. Dalam menjamin kualitas produk terdapat beberapa teknik dan metodologi yang digunakan yaitu metodologi six sigma dan konsep dasar kualitas.

3. Plan Layout & Work Assignment Strategy

Strategi yang digunakan untuk merencanakan bagaimana layout produksi yang digunakan sehingga pemborosan dapat dikurangi dan pembagian tugas pun jelas pada masing-masing proses yang ada.

4. Continous Improvement (KAIZEN) Strategy

Pada strategi ini dilakukan perbaikan terhadap proses secara terus menerus dalam segala aspek sehingga terdapat peningkatan seperti mengurangi pemborosan, meningkatkan keselamatan kerja karyawan serta biaya produksi dapat dikurangi. Diharapkan juga kebudayaan KAIZEN (peningkatan yang berkesinambungan) ini diterapkan kepada semua karyawan perusahaan di berbagai level.

5. Decision Making Strategy

Untuk mendapatkan peningkatan proses produksi yang berkesinambungan diperlukan pengambilan keputusan yang benar. Seperti keputusan dalam penggunnaan peralatan kerja atau pembagian tugas. Dalam lean manufacturing sangat dianjurkan menggunakan pengambilan keputusan secara mufakat yang artinya keputusan tersebut didukung oleh semua pihak yang berkaitan dengan penerapan lean manufacturing dalam suatu perusahaan.

6. Supplier Partnering Strategy

Salah satu pihak terpenting yang memberikan dukungan dalam penerapan lean manufactruring adalah supplier. Dukungan yang diberikan berupa pengiriman bahan baku yang tepat waktu, serta material yang disediakan memiliki kualitas tinggi tanpa ada kerusakan. Pengembangan dan pelatihan perlu diberikan kepada supplier karena dapat dikatakan bahwa supplier ini adalah bagian dari perusahaan yang menerapkan lean manufacturing, jadi dengan adanya pelatihan, supplier dapat lebih memahami keinginan perusahaan dan dapat memenuhi semuanya.

Terdapat 7 (tujuh) waste dalamproses produksi yaitu sebagai berikut.

1. Overproduction, yaitu pemborosan yang disebabkan produksi yang berlebihan, maksudnya adalah memproduksi produk yang melebihi yang dibutuhkan atau memproduksi lebih awal dari jadwal yang sudah dibuat.

2. Waiting, yaitu pemborosan karena menunggu untuk proses berikutnya.

3. Transportation, transportasi merupakan kegiatan yang penting akan tetapi tidak menambah nilai pada suatu produk. Transportasi merupakan proses memindahkan material atau work in process (WIP) dari satu stasiun kerja ke stasiun kerja yang lainnya, baik menggunakan forklift maupun conveyor.

4. Excess Processing, terjadi ketika metode kerja atau urutan kerja (proses) yang digunakan dirasa kurang baik dan fleksibel.

5. Inventories, adalah persediaan yang kurang perlu. Maksudnya adalah persediaan material yag terlalu banyak, work in process yang terlalu banyak antara proses satu dengan yang lainnya sehingga membutuhkan ruang yang banyak unntuk menyimpannya, kemungkinan pemborosan ini adalah buffer yang sangat tinggi.

6. Motion, adalah aktivitas/pergerakan yang kurang perlu yang dilakukan operator yang tidak menambah nilai dan memperlambat proses sehingga lead time menjadi lama.

7. Defects, adalah produk yang rusak atau tidak sesuai dengan spesifikasi.




Authors: Hulwani Sufina, Melani Sihombing, Erma Dwi Yanti, Jihan Nabila


Keywords: Manufacturing, Lean Manufacturing

Referensi:

[1] Jakfar, Akhmad, Wahyu Eko Setiawan, dan Ilyas Masudin. 2014. Pengurangan Waste Menggunakan Pendekatan Lean Manufacturing. Jurnal Ilmiah Teknik Industri (JITI). Vol. 13 No. 1.

[2] Permana, Nanda, dan Vera Pujani. 2019. Penerapan Lean Manufacturing untuk Mengurangi Waste pada Proses Produksi (Tiang Post) Produk Guardrail di PT. XXX. Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan (JIMAT). Vol. 10 No. 1.

[3] Pradana, Almer Panji, Mochammad Chaeron, dan M. Shodiq Abdul Khanan. 2018. Implementasi Konsep Lean Manufacturing Guna Mengurangi Pemborosan di Lantai Produksi. Jurnal Optimasi Sistem Industri (OPSI). Vol. 11 No. 1.

15 views0 comments

Recent Posts

See All

Comments


bottom of page